Selasa, 27 Januari 2015

remove-ext3-filesystem but-not-it's-partition

dd if=/dev/zero bs=512 count=512 of=/dev/your_partition

Menentukan Sendiri Besar Partisi Root Dan Swap Pada Proxmox

Pada saat instalasi proxmox, proxmox akan otomatis memformat dan mempartisi seluruh isi harddisk dan memberikan partisi untuk root dan swap secara default. Hal ini mengakibatkan hampir 10% partisi untuk root dari harddisk dan lumayan besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya untuk data file image atau backup. untuk mensiasati hal ini, kita bisa saja menggunakan instalasi debian terlebih dahulu dan kemudian memasukan repository proxmox pada debian, baru instal paket proxmox. Namun ada trik yang lebih mudah dan simple. Sebagai contoh, saya melakukan instalasi proxmox menggunakan harddisk 1 TB dan ingin membuat partisi untuk root 15 GB dan swap 5 GB.
Pada saat muncul tampilan untuk melakukan instalasi, tambahkan parameter linux maxroot=15 swapsize=5 didepan boot

Setelah selesai menambahkan parameter tersebut, instalasi proxmox akan berjalan seperti biasa. Jika telah selesai melakukan instalasi proxmox, coba check menggunakan perintah df -h dan free -m pada konsole/terminal
pve:~# df -h
Filesystem            Size  Used Avail Use% Mounted on
/dev/mapper/pve-root   15G  685M   14G   5% /
tmpfs                1003M     0 1003M   0% /lib/init/rw
udev                   10M  568K  9.5M   6% /dev
tmpfs                1003M     0 1003M   0% /dev/shm
/dev/mapper/pve-data  984G  200M  984G   1% /var/lib/vz
/dev/sda1             504M   31M  448M   7% /boot
pve:~# free -m
             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:          2004        140       1864          0          5         34
-/+ buffers/cache:        100       1904
Swap:         5119          0       5119
pve:~#
Jika benar, seharusnya partisi untuk Root 15 GB dan Swap 5 GB
semoga bermanfaat :D

Membuat cluster di proxmox menggunakan share disk DRBD – Bagian 2

Pada tulisan sebelumnya kita telah lakukan pembuatan cluster dan share disk menggunakan DRBD, langkah selanjutnya adalah membuat VM, sesuai skenario kita akan buat satu vm yang akan kita pasang Debian Wheezy.
Tapi sebelum dilakukan pembuatan VM, kita konfigurasikan dulu lvm disk yang sudah kita buat sebelumnya agar bisa digunakan di proxmox.
Langsung saja ke DatacenterStorageAddLVM group.
add_lvm
KONFIGURASI VM
Kita lanjutkan ke proses pembuatan VM,  kita bisa langsung ke tombol “Create VM”, beri nama, pilih sistem operasinya dst, satu hal yang menjadi catatan pada pembuatan vm ini adalah saat penentuan dimana vm ini akan diletakkan, kita pilih VG yang sebelumnya sudah kita siapkan, yaitu “vg_drbd”.
vg_drbd
Saat VM sudah terbuat, saatnya kita melakukan konfigurasi selanjutnya.
KONFIGURASI HA
HA adalah kepanjangan dari High Availability yang fungsinya adalah agar jika suatu saat salah satu mesin proxmox mati, maka virtual machine yang ada di dalamnya bisa otomatis dipindahkan ke mesin proxmox yang lain, dalam hal ini jika proxmox01 mati maka virtual machine yang ada di proxmox01 akan dipindahkan ke proxmox02.
Syarat dari HA ini adalah:
  • Harus ada Shared storage
  • Network yang Reliable
  • Harus ada Fencing device
Tapi dalam tulisan ini dikarenakan saya tidak punya fencing devices maka kita akan coba menggunakan “manual fencing device” yang mana ini digunakan hanya untuk kebutuhan simulasi pada tulisan ini.
“Fencing is vital for Proxmox to manage a node loss and thus provide effective HA. Fencing is the mechanism used to prevent data incoherences between nodes in a cluster by ensuring that a node reported as “dead” is really down. If it is not, a reboot or power-off signal is sent to force it to go to a safe state and prevent multiple instances of the same virtual machine run concurrently on different nodes”
Jadi jika tidak ada fencing devices maka tidak akan ada yang bisa memberitahukan ke node yang lain jika salah satu node mati. Informasi selengkapnya tentang fencing device bisa dibaca di link berikut.
Oke sekian basa-basinya dan mari kita coba, dan sebelumnya silahkan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing :)

Login ke proxmox01, kemudian salin tempel konfigurasi clusternya.
Jangan lupa untuk mengubah config_version=”6″ menggunakan nilai yang lebih tinggi setiap kali kita melakukan perubahan pada konfigurasi cluster. Jangan lupa juga untuk melakukan validasi terhadap perubahan konfigurasi clusternya.
Setelah hasil validasi OK, maka lakukan “activate” terhadap konfigurasi yang sudah dibuat.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan VM yang sudah kita buat tadi ke dalam group HA.
Jangan lupa pastikan VM ID diisi dengan VM ID dari VM yang akan kita masukkan ke group HA, dalam hal ini VM ID nya adalah 100, kemudian “Activate”.
add_vm_ha
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan service RGManager di proxmox01 dan proxmox02.
Sampai disini kita akan simulasikan apakah VM ID 100 tadi bisa failover ke proxmox02 jika proxmox01 tidak available. Dalam tulisan ini kita akan coba simulasikan dengan hanya mematikan service “RGManager” di proxmox01.
Sebelumnya pastikan bahwa VM ID 100 status “Managed by HA = Yes”

managed_by_ha

Stop RGManager
Jika kita lihat di log, maka akan terlihat status seperti di bawah ini.
stop_rgmanager

Langkah selanjutnya kita periksa, seharusnya VM ID 100 sudah jalan di proxmox02.
vm_pindah


Jika hasilnya sudah terlihat seperti diatas, artinya proses failovernya berhasil :).

Membuat cluster di proxmox menggunakan share disk DRBD

Ini adalah langkah-langkah membuat cluster di Proxmox menggunakan DRBD disk untuk shared storagenya.
Dalam tulisan ini saya punya dua mesin yang saya beri nama “proxmox01″ dan “proxmox02″, skenarionya adalah, dua mesin ini akan saya cluster kemudian saya akan buat satu “vm” menggunakan debian wheezy, yang kemudian akan saya failover-kan.
VM “wheezy” yang saya akan failover-kan nantinya akan ditempatkan di disk drbd.
Langkah awal tentunya install dulu proxmox dan konfigurasikan agar mesin tersebut bisa terkoneksi ke internet. IP address yang saya gunakan adalah:
proxmox01 : 10.87.16.120
proxmox02 : 10.87.16.130

KONFIGURASI CLUSTER


Buat cluster dalam hal ini saya beri nama “cluster01″

Restarting pve cluster filesystem: pve-cluster[dcdb] notice: wrote new cluster config '/etc/cluster/cluster.conf'
.
Starting cluster:
   Checking if cluster has been disabled at boot... [  OK  ]
   Checking Network Manager... [  OK  ]
   Global setup... [  OK  ]
   Loading kernel modules... [  OK  ]
   Mounting configfs... [  OK  ]
   Starting cman... [  OK  ]
   Waiting for quorum... [  OK  ]
   Starting fenced... [  OK  ]
   Starting dlm_controld... [  OK  ]
   Tuning DLM kernel config... [  OK  ]
   Unfencing self... [  OK  ]


Tambahkan node proxmox02 ke “cluster01″ yang tadi telah dibuat.

Periksa dan pastikan bahwa status cluster ok, dan seharusnya jumlah node menjadi dua.

Periksa node dari cluster01

Sampai disini kita sudah mempunyai cluster


KONFIGURASI DRBD

Install dan konfigurasikan share disk DRBD.
Buat partisi untuk volume yang akan digunakan DRBD, dalam tulisan ini partisi yang saya gunakan adalah “/dev/sdb1″

Buat konfigurasi DRBD di proxmox01 dan proxmox02.
Lakukan juga langkah diatas di proxmox02.

Periksa status DRBD, seharusnya statusnya masih “ro:Secondary/Secondary”

Lakukan hal ini hanya disalah satu node, dalam hal ini saya lakukan di proxmox01
Stop service DRBD di proxmox01 dan proxmox02.

Start service DRBD di proxmox01 dan proxmox02.
Periksa status DRBD, pastikan bahwa statusnya adalah “Primary/Primary”
Tunggu hingga sync nya selesai dan statusnya adalah “cs:Connected ro:Primary/Primary ds:UpToDate/UpToDate”
Sunting konfigurasi LVM di proxmox01 dan proxmox02.
Buat PV dari disk drbd (/dev/drbd0), kemudian buat VG nya, lakukan hanya di salah satu node, dalam hal ini saya lakukan di proxmox01.

Bersambung…